Translate

Rabu, 14 Juni 2023

Panah

 Imam Al-Bukhari Rahimahullah sangat menyukai panahan dan selalu keluar untuk berlatih memanah.


Dia sangat ahli dalam memanah, sampai-sampai salah satu orang yang selalu menemaninya  mengatakan bahwa "Aku menemani Al-Bukhari selama bertahun-tahun, dan aku hanya melihat dia meleset dua kali."

Imam Bukhari sangat menyukai kesibukannya dengan ilmu-ilmu syar'i, namun dibalik kecintaanya dengan kesibukan ilmu, ia tak lupa untuk bergaul dengan orang-orang,  dan bersama dalam kehidupanya. Ia biasa pergi ke perbatasan jihad ditempatkan.

Dia membawa batu bata di atas kepalanya untuk membangun menara dan kastil di perbatasan.

Banyak para ulama yang meriwayatkan bahwa belajar memanah hukumnya fardu kifayah

Al Qadhi Al-Hamwi telah menyebutkan bahwa (Ulama-ulama ahli memanah setelah Saad bin Abi Waqqas Radiyallahu'anhu ada empat, dan masing-masing dari mereka memiliki mazhab dalam memanah : Abu Hasyim Al-Barudi, Abdurrahman At Thabari, Thahir Al Balikhi, dan Ishaq Ar Rifa'i

Ilmu memamanah adalah ilmu yang standar pada masa ulama salaf dan sekolah-sekolah para imam.

Imam Al-Syafi'i gemar memanah dan selalu tepat di angka 10 dari 10.

Bahkan dokter memperingatkannya untuk tidak keluar memanah dalam cuaca panas, jangan sampai ia jatuh sakit, sehingga ia tidak pernah menarik kembali kecintaannya pada seni memanah.


Sumber :
- كتاب التاريخ الاسلام : 19/260.
- كتاب التولي التأسيس ص. 67

Rabu, 07 Juni 2023

Sadarlah, Umur Kita Terbatas

 


Sadarlah, Umur Kita Terbatas

sumber: Ghadza' al-Albab Syarh Manzhumah al-Adab, jilid 2,

Al-Imam al-Muwaffaq Muhammad as-Safarainy rahimahullah menjelaskan, فاغتنم رحمك الله حياتك النَّفيسة، واحتفظ بأوقاتك العزيزة، واعلم أن مدَّة حياتِك محدودةٌ، وأنفاسك معدودةٌ، فكلُّ نفسٍ ينقص به جزء منك "Manfaatkanlah -semoga Allah merahmatimu- hidupmu yang berharga dan jagalah sebaik-baiknya waktumu yang mahal. Ketahuilah bahwa masa hidupmu terbatas, sedangkan napas-napasmu bisa dihitung. Oleh karena itu, setiap napasmu akan mengurangi bagian dirimu. والعمر كله قصير، والباقي منه هو اليسير، وكل جزءٍ منه جوهرةٌ نفيسةٌ لا عدل لها، ولا خُلف منها، فإنَّ بهذه الحياة اليسيرة خلودُ الأبد في النَّعيم، أو العذاب الأليم Umur itu semuanya pendek, sedangkan yang tersisa darinya hanya sedikit. Setiap bagian darinya merupakan permata yang sangat berharga. Ia tidak ada bandingannya dan tidak tergantikan. Sebab, dengan hidup yang pendek ini, bisa jadi akan diraih kekekalan abadi dalam kenikmatan atau azab yang pedih. وإذا عادلتَ هذه الحياة بخلود الأبد علمتَ أنَّ كلَّ نَفَسٍ يعدلُ أكثر من ألف ألف ألف عام في نعيم لا خطر له، أو خلاف ذلك، وما كان هكذا فلا قيمة له Jika engkau membandingkan kehidupan ini dengan kekekalan abadi, engkau akan mengetahui bahwa setiap napas lebih berharga dibandingkan dengan semiliar tahun dalam kenikmatan yang tidak pernah terbayangkan, atau bisa jadi sebaliknya (dalam azab, -pent.). Tentu, apabila keadaannya demikian, umur tidak ternilai harganya. فلا تُضَيِّع جواهرَ عُمركَ النَّفيسة بغير عملٍ، ولا تذهبهَا بغير عوضٍ، واجتهد أن لا يخلو نَفسٌ من أنفاسك إلاَّ في عَمَلِ طاعةٍ أو قربةٍ تتقرب بها Itu sebabnya, jangan engkau sia-siakan permata umurmu yang sangat berharga tanpa amal. Jangan habiskan umurmu tanpa mendapatkan ganti. Bersungguh-sungguhlah supaya jangan sampai satu napasmu kosong, kecuali dalam amalan taat dan mendekatkan diri kepada Allah. فإنَّك لو كانت معك جوهرةٌ من جواهر الدُّنيا لَسَاءَكَ ذهابها فكيف تُفَرِّطُ في ساعاتك وأوقاتك، وكيف لا تحزن على عُمرك الذَّاهب بغير عوض Sungguh, seandainya engkau memiliki salah satu permata dunia, pasti kehilangannya akan membuatmu sangat bersedih. Jika demikian, bagaimana bisa engkau menyia-nyiakan kesempatan-kesempatan dan waktu-waktumu? Bagaimana bisa engkau tidak bersedih terhadap umurmu yang berlalu tanpa mendapatkan ganti?"

Selasa, 06 Juni 2023

AKIBAT MENDAHULUKAN RIDHA MANUSIA

 AKIBAT MENDAHULUKAN RIDHA MANUSIA


Dari 'Aisyah bintu Abi Bakar radhiallahu 'anhuma, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,


مَنْ اِلْتَمَسَ رِضَا اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ رضي الله عنه وَأَرْضَى عَنْهُ النَّاسَ ، وَمَنْ اِلْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَسْخَطَ عَلَيْهِ النَّاسَ


"Barangsiapa yang mencari keridhaan Allah saat manusia murka, maka Allah akan meridhainya dan Allah akan membuat manusia meridhoinya pula.Barangsiapa yang mencari keridhaan manusia dan membuat Allah murka, maka Allah akan murka padanya dan membuat manusia pun ikut murka padanya.” (HR. Ibnu Hibban)


Asy Syaikh Shalih Fauzan hafizhahullah berkata,


ما يستفاد من الحديث:

١- وجوب خشية الله وتقديم رضاه على رضا خلقه.

٢- بيان عقوبة من آثر رضا الناس على رضا الله.

٣- وجوب التوكل على الله والاعتماد عليه.

٤- بيان ما في تقديم رضا الله من العواقب الحميدة وما في تقديم رضا الناس على رضا الله من العواقب السيئة.

٥- أن قلوب العباد بيد الله سبحانه.


"Beberapa faedah dari hadits di atas :

1. Kewajiban takut kepada Allah dan mendahulukan keridhaanNya daripada keridhaan makhluk.

2. Adanya penjelasan tentang akibat dari orang yang mendahulukan keridhaan manusia daripada keridhaan Alloh.

3. Kewajiban bertawakal dan bersandar kepada Allah.

4. Adanya penjelasan tentang akibat yang baik bagi orang yang mendahulukan keridhaan Allah dan akibat yang buruk bagi yang mendahulukan keridhaan manusia.

5. Bahwa hati setiap hamba itu di tangan Allah Subhanahu."


sumber: Al Mulakhkhas fii Syarhi Kitabi at Tauhid

penulis: Asy Syaikh Shalih ibn Fauzan al-Fauzan

Senin, 05 Juni 2023

HANYA SEORANG MUSLIM

 HANYA SEORANG MUSLIM


S : "Kiyai antum ini kadang NU banget, tapi sering juga pakai amaliyah ala Muhamadiyah. Sedang kalau dicermati kadang kayak orang Tarbiyah, Jama'ah Tabligh dan bahkan Salafi. Antum ikut kelompok apa sebenarnya ?"


AST : "Mereka yang di NU, Muhamadiyah, Tabligh, Salafi atau Ikhwani, itu muslim bukan ?"


S : "Iya muslim lah."


AST : "Secara umum, pokok aqidah mereka Ahlussunnah wal Jama'ah bukan ?"


S : "Iya, ahlussunnah juga sih."


AST : "Lalu apa salahnya kalau saya mirip dengan setiap muslim yang masih berakidah ahlus Sunnah wal Jama'ah ?"


•┈┈•••○○❁༺αѕт༻❁○○•••┈┈•

Saya hanya ingin dikenal dan dikenang dengan identitas yang jelas sebagai seorang muslim, tak lebih dari itu. Mungkin ini bahasa yang terlalu klise atau bahkan dianggap naif sekali oleh sebagian orang, tapi di zaman terbolak-balik seperti ini, kita tidak perlu malu untuk mengakui sebuah prinsip meski itu dikatakan buruk oleh orang banyak.


Maka sudah barang tentu jika yang anda maksud NU adalah mereka yang berislam dengan merujuk kepada kitab para ulama madzhab, maka kami akan sangat bangga disebut sebagai orang NU.


Tapi kalau yang dimaksudkan adalah mereka yang menjadikan syariat sebagai permainan, gemar mencampuradukkan aqidah dengan kekafiran dan berwala' kepada non muslim lalu semua itu diatas namakan NU, maka kami tidak pernah ridha menjadi bagian dari mereka.


Kalau yang anda maksud kami mirip dengan salafi, yakni mereka yang teguh dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti dan menghidupkan sunnah Nabi, maka sudah pasti kami bangga disebut sebagai salafi.


Tapi jika yang anda maksud dengan sebutan itu adalah mereka yang keras dan culas cara beragamanya. Mendaku sebagai yang paling ahlussunnah sendiri, lalu melebeli pihak lain sebagai firqah dhalalah, maka saya tak pernah mau menjadi bagian dari mereka.


Jika yang anda maksud haraki adalah mereka yang senantiasa bergerak dalam kebaikan, senantiasa peduli terhadap nasib kaum muslimin di manapun yang tak dibatasi oleh sebuah wilayah teritorial, maka sebutlah kami sebagai bagian dari kalangan haraki.


Tapi jika yang anda maksudkan dengan penyebutan itu adalah mereka yang gemar ribut di sosmed dan suka menyebar hoax. Kalau urusan debat begitu semangat, sedangkan giliran disuruh ngaji pada ngilang, kami justru sangat anti dengan kelompok yang seperti ini.


Jangan pernah terjebak oleh sebuah istilah. Karena kadang para musuh kebenaran, mereka menamai yang baik dengan sebutan yang buruk, agar manusia pergi meninggalkannya.


Maka istilah yang buruk sekalipun, bila digunakan untuk memburukkan kebaikan, kita harus mau membela kebaikan itu.


Persis seperti apa yang dikatakan oleh imam Syafi'i :


إن كان رافضا حب آل محمد فليشهد الثقلان إني رافضي


"Sekiranya hanya karena mencintai keluarga Muhammad seseorang dikategorikan sebagai Syiah Rafidhi. Maka saksikanlah wahai penduduk langit dan bumi, sesungguhnya aku adalah pengikut syiah Rafidhi."


Tentu perkataan beliau tersebut tidak bisa dimaknai bahwa imam Syafi'i rahimahullah mendukung kelompok sesat ini apa lagi berpaham syiah Rafidhah, sebagaimana yang sering disalah pahami.


Tapi ini sebagai bentuk pernyataan tegas dan lugas, juga komitmen kuat orang berilmu seperti beliau, bahwa kebenaran tetaplah kebenaran, meskipun manusia telah menyebutnya dengan keburukan.


Maka jika hari ini hal sama juga terjadi, semisal penampilan berjenggot, berjubah atau yang biasa bicara tentang penegakkan hukum Allah disebut dengan istilah kadrun misalnya, maka jangan membuat kita lantas lari meninggalkan apa yang selama ini kita perjuangkan...


Wallahu a'lam.

Minggu, 04 Juni 2023

Sedikit tentang ciinta dan benci


 ........Al Wala wal Bara (Cinta dan Benci) ......


Al-Mumtahanah:4

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّىٰ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ إِلَّا قَوْلَ إِبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَمَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ ۖ رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ


Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka:“Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: “Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah”. (Ibrahim berkata): “Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali”.


Al Wala wa ‘L Bara


Al wala wa ‘l bara pandangan dan sikap hidup ummat muslimat yang didasari pada dua prinsip agama Allah,

yakni: 

1. Menjadikan Allah, rasul-Nya serta orang beriman sebagai wali 

 2. Ingkar kepada thaghut.


Al wala adalah penjabaran lebih lanjut dari prinsip perwalian dalam agama Allah dan al bara adalah konsekwensi logis dari prinsip kufur kepada thaghut.


Al wala wa ‘l bara sebagai way of life (agama) yang benar disatukan dalam sebuah surah Al-Mumtahanah ayat 4 di atas.


Arti Al Wala


Kata wala, wali, aulia, wilayah berakar pada kata ولي yang berarti teman kepercayaan, kekasih,penolong, atau pemimpin.


Dalam konteks agama Allah, al wala dimaksudkan bahwa seorang muslim yang mukmin tidak akan mungkin menjadikan orang kafir, si musuh Allah, sebagai teman, kekasih apalagi sampai mengangkatnya sebagai pelindung atau pemimpin dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosialnya.


Mengapa begitu? Ya karena Allah dengan tegas melarang perwalian mukmin kepada si kafir.


Al-Maa’idah:51

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىٰ أَوْلِيَاءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ ال

ظَّالِمِينَ


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim


Al-Maa’idah:57

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءَ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.


Ali-‘Imran:118

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ


Hai orang-orang yang beriman,

janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.


Al-Mumtahanah:1

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُمْ مِنَ الْحَقِّ يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ ۙ أَنْ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ رَبِّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِي سَبِيلِي وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِي ۚ تُسِرُّونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَمَا أَعْلَنْتُمْ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْهُ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus


At-taubah:16

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تُتْرَكُوا وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَلَمْ يَتَّخِذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَا رَسُولِهِ وَلَا الْمُؤْمِنِينَ وَلِيجَةً ۚ وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ


Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.


Jadi hal yang mustahil bagi seorang mukmin kedapatan berteman dengan orang kafir dan mengangkatnya sebagai pelindung atau pemimpin!


Al-Mujaadilah:22


لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ أُولَٰئِكَ حِزْبُ اللَّهِ ۚ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ


Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.


Jelas bukan pelajaran yang diberikan Allah?Sikap yang bertolak belakang dengan ayat ayat di atas hanyalah kelakuan ( agama) orang orang munafik lagi zalim.


Bahkan Allah menggolongkannya sebagai kafir juga, sama seperti mereka.


An-Nisaa’:138-139

بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا


Kabarkanlah kepada orang orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih.


الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۚ أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا


(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.

Sabtu, 03 Juni 2023

Sepuluh perkara yg sia-sia

 Sepuluh Perkara yang Sia-Sia


Ada sepuluh perkara yang termasuk ke dalam kategori sia-sia dan sama sekali tidak bermanfaat:


1. Ilmu yang tidak diamalkan.


2. Amal yang dilakukan dengan tidak ikhlas dan tidak mengikuti (syari'at Islam).


3. Harta yang tidak diinfakkan; padahal, orang yang mengumpulkannya tidak dapat menikmati perbendaharaan ini untuk selama-lamanya di dunia dan tidak pula dapat dipersembahkan ke hadapan Allah di akhirat kelak.


4. Hati yang kosong dari kecintaan kepada Allah, kerinduan terhadap-Nya, dan kenyamanan ketika berada di dekat-Nya.


5. Anggota badan yang tidak dipergunakan untuk melakukan ketaatan kepada Allah dan melayani-Nya.


6. Cinta yang tidak terikat dengan keridhaan Allah dan tidak terkait dengan pelaksanaan perintah-perintah-Nya.


7. Waktu yang tidak dimanfaatkan untuk melakukan sesuatu yang terlewatkan, ataupun untuk memperoleh kebajikan dan kedekatan kepada Allah.


8. Pikiran yang memikirkan hal-hal yang tidak bermanfaat.


9. Melayani siapa saja yang dengan pelayanan itu tidak membuat Anda bertambah dekat dengan Allah, juga tidak menghasilkan kebaikan bagi dunia Anda.


10. Merasa takut atau menaruh harap kepada orang yang ubun-ubunnya berada di tangan Allah. [Padahal, orang itu tertawan di dalam genggaman-Nya dan tidak kuasa mencegah bahaya atau mendatangkan manfaat bagi dirinya sendiri, tidak pula ia sanggup menolak kematian, kehidupan, maupun kebangkitannya kelak.]


Bentuk penyia-nyiaan terbesar terdiri atas dua macam, dan keduanya adalah pangkal segala penyia-nyiaan yang dilakukan manusia; pertama menyia-nyiakan hati, dan kedua, menyia-nyiakan waktu. Penyia-nyiaan hati muncul akibat mengutamakan dunia daripada akhirat, sedangkan menyia-nyiakan waktu muncul akibat larut dalam angan-angan. Seperti dimaklumi, semua penyebab kerusakan berpangkal pada menuruti hawa nafsu dan larut dalam angan-angan. Sebaliknya, semua kebaikan bermula dari mengikuti petunjuk dan mempersiapkan diri untuk bertemu Allah. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan.


[Kitab Fawaid] Ibnul Qayyim -Rahimahullah-


Infografis An-Naba' edisi 393

Kamis, 12 DzulQa'dah 1444 H


Panah

 Imam Al-Bukhari Rahimahullah sangat menyukai panahan dan selalu keluar untuk berlatih memanah. Dia sangat ahli dalam memanah, sampai-sampai...